judul ngawur?..ataukah penulisnya yang ngawur ?..bisa jadi benar semua atau salah semua,tergantung presepsi masing-masing dan cara pandang masing-masing,bentuk kepala boleh sama,tapi isi harus beda,kalau semua isi kepala sama,bloon namanya,sama sekali tidak menghargai sang Pencipta ....
sebenarnya ini adalah pengalaman pribadi saya,sudah lama sekali,tapi ketika saya membaca radar nganjuk hari ini,memory lama terulang kembali,dan kali ini masalah yang coba saya angkat adalah tentang bagaimana puluhan nasabah tertipu oleh kasir Adira Finance cabang Nganjuk,dan kemudian Adira lepas tangan karena menganggap bahwa itu adalah tanggung jawab sang staff bernama Yuni,Yuni-lah yang harus bertanggung jawab atas hilangnya duit nasabah...
inti dari masalah ini sebenarnya adalah bagiamana puluhan nasabah Adira Finance tidak bisa mengambil BPKB motor mereka,padahal mereka sudah melakukan pelunasan melalui staff resmi Adira Finance Nganjuk bernama Yuni,dan anehnya lagi,Adira Finance Nganjuk menolak bertanggung jawab atas kejadian ini,Adira Finance Nganjuk berdalih bahwa ini adalah mutlak tanggungjawab Yuni,bukan mereka ( Adira Finance Nganjuk)...
tak perlulah bicara fakta hukum,bicara logika saja,jika Yuni hanyalah seorang pedagang asongan di depan Adira Finance Nganjuk,apakah mungkin nasabah mau membayar pelunasan motor mereka kepada Yuni?..hanya orang goblok saja yang mau,dan karena Yuni adalah staff Adira Finance serta memakai seragam resmi Adira Finance Nganjuk,maka nasabah percaya,apalagi jika jabatan Yuni adalah seorang kasir,tidak ada alasan untuk tidak percaya bagi seorang nasabah kepada seorang Yuni...
terserahlah Adira Finance Nganjuk mau ngoceh apa,secara etika dan realita Yuni adalah pegawai Adira Finance Nganjuk,harusnya secara moral Adira Finance Nganjuk juga harus bertanggungjawab,kecuali jika Yuni adalah seorang budak,seorang jongos,seorang babu,dan Adira Finance adalah seorang penjajah,kita bisa memaklumi jika lepas tanggung jawab..lha ini adalah corporate besar bahkan sudah merger dengan danamon....
para nasabah membayar dengan datang ke kantor Adira Finance,bukan poskamling atau membayar ke tempat portitusi,yang mereka bayarkan juga uang resmi negara,bukan uang monopoli,uang yang mereka peroleh dari hasil kerja keras,bukan hasil dari korupsi seperti yang di lakukan para pejabat Nganjuk...toh ternyata para nasabah tetap saja di suruh dan di paksa membuat surat pernyataan bahwa mereka memberi uang kepada Yuni yang secara tidak langsung akhirnya mengarahkan permintaan tanggung jawab kepada yuni bukan ke Adira Finance...nah loh?
hey...hey..Yuni adalah pegawai Adira Finance bukan pelacur di Guyangan,Yuni adalah staff yang di pekerjakan Adira Finance Nganjuk,bukan gedibal penjajah,Yuni juga memakai seragam resmi dengan logo Adira di dadanya,bukan memakai bikin bertuliskan playboy,,,jika ada masalah seperti ini dan kemudian Adira Finance cuci tangan,woww..enak betul....jadi tidak salah jika saya analogikan bahwa Adira Finance = Penjajah ..Yuni = Budak ..... !