baru kali ini saya membaca sambil menangis....

preman koq nangis...eiittt...preman juga manusia masbro...dan anehnya bukan bacaan telenovela percintaan yang membuat saya menangis,melainkan last note dari mantan Dirut PLN,Dahlan Iskan,salah satu sosok yg saya kagumi selain Joko Widodo [walikota Solo]...

ini saya copy mentah-mentah dari situs resmi PLN tadi sore...saya menganggap tulisan beliau cukup bagus,sehingga perlu saya abadikan dalam blog saya dan semoga menjadi inspirasi bagi yang lain...

Inikah Kisah Kasih Tak Sampai?


Bookmark and Share
Malam itu saya sudah di ruang tunggu bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Siap berangkat ke Amsterdam, Belanda. Tas sudah masuk bagasi. Saya cek lagi paspor untuk melihat dokumen imigrasi. Semua beres. Saya pun siap-siap sebentar lagi boarding. Istri saya sudah di Eropa tiga hari lebih dulu. Mendampingi anak sulung saya yang menjabat Dirut Jawa Pos, yang menerima penghargaan dari persatuan koran sedunia. Jawa Pos terpilih sebagai koran terbaik dunia tahun ini.
Saya pun kirim BBM kepada direksi PLN untuk memberitahu saat boarding sudah dekat. “Kapan pulangnya, Pak Dis?,” tanya seorang direktur. “Tanggal 21 Oktober. Setelah kabinet baru diumumkan,” jawab saya.“Ooh, ini kepergian untuk nge-lesi ya,” guraunya.
Saya memang tidak kepingin jadi menteri. Saya sudah terlanjur jatuh cinta dengan PLN. Instansi yang dulu saya benci mati-matian ini telah membuat saya sangat bergairah dan serasa muda kembali. Bukan karena tergiur fasilitas dan gaji besar, tapi saya merasa telah menemukan model transformasi korporasi yang sangat besar yang biasanya sulit untuk berubah. Saya juga tidak habis pikir mengapa PLN bisa berubah menjadi begitu dinamis. Beberapa faktor terlintas di pikiran saya.
Pertama, mayoritas orang PLN adalah orang yang otaknya encer. Problem-problem sulit cepat mereka pecahkan. Sejak dari konsep, roadmap sampai aplikasi teknisnya. Kedua, latar belakang pendidikan orang PLN umumnya teknologi sehingga sudah terbiasa untuk berpikir logis. Ketiga, gelombang internal yang menghendaki agar PLN menjadi perusahaan yang baik/maju ternyata sangat-sangat besar. Keempat, intervensi dari luar yang biasanya merusak sangat minimal. Kelima, iklim yang diciptakan oleh Menneg BUMN Bapak Mustafa Abubakar sangat kondusif yang memungkinkan lahirnya inisiatif-inisiatif besar dari korporasi.
Lima faktor itu yang membuat saya hidup bahagia di PLN. Dengan modal lima hal itu pula komitmen apa pun untuk menyelesaikan persoalan rakyat di bidang kelistrikan bisa cepat terwujud. Itulah sebabnya saya berani membayangkan, akhir tahun 2012 adalah saat yang sangat mengesankan bagi PLN.
Pada hari itu nanti, energy mix sudah sangat baik. Berarti penghematan bisa mencapai angka triliunan. Jumlah mati lampu sudah mencapai standar internasional untuk negara sekelas Indonesia. Penggunaan meter prabayar sudah menjadi yang terbesar di dunia. Ratio elektrifikasi sudah di atas 75%. Propinsi-propinsi yang selama ini dihina dengan cap “ayam mati di lumbung” sudah terbebas dari ejekan itu. Sumsel, Riau, Kalsel, Kaltim, Kalteng yang selama ini menjadi simbol “ayam mati di lumbung energi” sudah surplus listriknya.
Pada akhir tahun 2012 itu nanti, tepat tiga tahun saya di PLN, saatnya saya mengambil keputusan untuk kepentingan diri saya sendiri: berhenti! Saya ingin kembali jadi orang bebas. Tidak ada kebahagiaan melebihi kebahagiaan orang bebas. Apalagi orang bebas yang sehat, punya istri, punya anak, punya cucu dan he he punya uang! Bisa ke mana pun mau pergi dan bisa mendapatkan apa pun yang dimau. Saya tahu masa jabatan saya memang lima tahun, tapi saya sudah sepakat dengan istri untuk hanya tiga tahun.
Niat seperti itu sudah sering saya kemukakan kepada sesama direksi. Terutama di bulan-bulan pertama dulu. Tapi mereka melarang saya menyampaikannya secara terbuka. Khawatir menganggu kestabilan internal PLN. Mengapa? “Takut sejak jauh-jauh hari sudah banyak yang memasang strategi mengincar kursi Dirut, ujarnya. “Bukan strategi memajukan PLN,” tambahnya. “Lebih baik, selama tiga tahun itu kita menyusun perkuatan internal agar sewaktu-waktu Pak Dis meninggalkan PLN kultur internal kita sudah baik,” katanya pula.
Saya setuju untuk menyimpan “dendam tiga tahun” itu. Organisasi sebesar PLN memang tidak boleh sering goncang. Terlalu besar muatannya. Kalau kendaraannya terguncang-guncang terus bisa mabuk penumpangnya. Kalau 50.000 orang karyawan PLN mabuk semua, muntahannya akan menenggelamkan perusahaan.
Sepeninggal saya ini pun tidak boleh ada guncangan. Saya akan mengusulkan ke Menteri BUMN yang baru untuk memilih salah satu dari direksi yang ada sekarang, yang terbukti sangat mampu memajukan PLN. Kalau di antara direksi sendiri ada yang ternyata berebut, saya akan usulkan untuk diberhentikan sekalian. Tapi tidak mungkin direksi yang ada sekarang punya sifat seperti itu.
Saya sudah menyelaminya selama hampir dua tahun. Saya merasakan tim direksi PLN ini benar-benar satu-hati, satu-rasa, dan satu-tekad. Ini sudah dibuktikan ketika PLN menerima tekanan intervensi yang luar biasa besar, direksi sangat kompak menepisnya.
Kekompakan seperti itu yang juga membuat saya semakin bergairah untuk bekerja keras mempercepat transformasi PLN. Saya menyadari waktu tidak banyak. Keinginan untuk bisa segera menjadi orang bebas tidak boleh menyisakan agenda yang menyulitkan masa depan PLN. Itulah sebabnya motto PLN yang lama yang berbunyi “listrik untuk kehidupan yang lebih baik”, kita ganti untuk sementara dengan motto yang lebih sederhana tapi nyata: Kerja! Kerja! Kerja!
Tanggal 27 Oktober 2011 nanti, bertepatan dengan Hari Listrik Nasional, motto baru itu akan digemakan ke seluruh Indonesia. Kerja! Kerja! Kerja! Sebenarnya ada satu kalimat yang saya usulkan sebelum kata kerja! kerja! kerja! itu. Lengkapnya begini: Jauhi politik! Kerja! Kerja! Kerja!
Tapi teman-teman PLN menyarankan kalimat awal itu dihapus saja agar tidak menimbulkan komplikasi politik. Tentu saya setuju. Saya tahu, berniat menjauhi politik pun bisa kena masalah politik!
Sudah lama saya ingin naik business class yang baru dari Garuda Indonesia. Kesempatan ke Eropa ini saya pergunakan dengan baik. Toh bayar dengan uang pribadi. Saya dengar business classnya Garuda sekarang tidak kalah mewah dengan penerbangan terkenal lainnya. Saya ingin merasakannya. Saya ingin membandingkannya. Kebetulan saat umroh Lebaran lalu saya sempat naik business class pesawat terbaru Emirat A380 yang ada bar-nya itu.
Sejak awal, sejak sebelum menjabat CEO PLN, saya memang mengagumi transformasi yang dilakukan Garuda. Saya dengar di Singapura pun kini Garuda sudah mendarat di terminal tiga. Lambang presitise dan keunggulan. Tidak lagi mendarat di terminal 1 yang sering menimbulkan ejekan “ini kan pesawat Indonesia,  taruh saja di terminal 1 yang paling lama itu!”.
Beberapa menit lagi saya akan merasakan untuk pertama kali business class jarak jauh Garuda yang baru. Saya seperti tidak sabar menunggu boarding. Di saat seperti itulah tiba-tiba….“Ini ada tilpon untuk Pak Dahlan,” ujar keluarga saya yang akan sama-sama ke Eropa sambil menyodorkan HP-nya.Telpon pun saya terima. Saya tercenung. “Tidak boleh berangkat! Ini perintah Presiden!” bunyi telpon itu. “Wah, saya kena cekal,” kata saya dalam hati.
Mendapat perintah untuk membatalkan terbang ke Eropa, pikiran saya langsung terbang ke mana-mana.
Ke Wamena yang listriknya harus cukup dan 100% harus dari tenaga air tahun depan. Ke Buol yang baru saya putuskan segera bangun PLTGB (pembangkit listrik tenaga gas batubara) agar dalam 8 bulan sudah menghasilkan listrik.
Ke PLTU Amurang yang tidak selesai-selesai.
Ke Flores yang membuat saya bersumpah untuk menyelesaikan PLTP (pembangkit listrik tenaga panas bumi) Ulumbu sebelum Natal ini. Saya tahu teman-teman di Ulumbu bekerja amat keras agar sumpah itu tidak menimbulkan kutukan.
Pikiran saya juga terbang Lombok yang kelistrikannya selalu mengganggu pikiran saya. Sampai-sampai mendadak saya putuskan harus ada mini LNG di Lombok dalam waktu cepat. Ini saya simpulkan setelah kembali meninjau Lombok malam-malam minggu lalu. Saya tidak yakin PLTU di sana bisa menyelesaikan masalah Lombok dengan tuntas.
Pikiran saya terbang ke Bali membayangkan transmisi Bali Crossing yang akan menjadi tower tertinggi di dunia.
Ke Banten selatan dan Jabar selatan yang tegangan listriknya begitu rendah seperti takut menyetrum Nyi Roro Kidul.
Meski masih tercenung di ruang tunggu Garuda, pikiran saya juga terbang ke Lampung yang enam bulan lagi akan surplus listrik dengan selesainya PLTU baru dan geothermal Ulubellu.
Juga teringat GM Lampung Agung Suteja yang saya beri beban berat untuk menyelesaikan nasib 10.000 petambak udang di Dipasena dalam waktu tiga bulan. Padahal dia baru dapat beban berat menyelesaikan 80.000 warga yang harus secara massal pindah mendadak dari listrik koperasi ke listrik PLN.
Pikiran saya juga terbang ke Manna di selatan Bengkulu. Saya kepikir apakah saya masih boleh datang ke Manna tanggal 30 Desember, seperti yang saya janjikan untuk bersama-sama rakyat setempat syukuran terselesaikannya masalah listrik yang rumit di Manna.
Saya terpikir Rengat, Tembilahan, Selatpanjang, Siak dan Bagan Siapi-sapi yang saya programkan tahun depan harus beres.
Saya teringat Medan dan Tapanuli: alangkah hebatnya kawasan ini kalau listriknya tercukupi, tapi juga ingat alangkah beratnya persoalan di situ: proyek Pangkalan Susu yang ruwet, ijin Asahan 3 yang belum keluar, PLTP Sarulla yang bertele-tele dan bandara Silangit yang belum juga dibesarkan.
Pikiran saya terus melayang ke Jambi yang akan jadi percontohan penyelesaian problem terpelik system kelistrikan: problem peaker. Di sana lagi dibangun terminal compressed gas storage (CNG) yang kalau berhasil akan jadi model untuk seluruh Indonesia. Saya ingin sekali melihatnya mulai beroperasi beberapa bulan lagi. Masihkah saya boleh menengok bayi Jambi itu nanti?
Juga ingat Seram di Maluku yang harus segera membangun mini hidro. Lalu bagaimana nasib program 100 pulau harus berlistrik 100% tenaga matahari. Ingat Halmahera, Sumba, Timika…..
Tentu saya juga ingat Pacitan. PLTU di Pacitan belum menemukan jalan keluar. Yakni bagaimana mengatasi gelombang dahsyat yang mencapai 8 meter di situ. Ini sangat menyulitkan dalam membangun breakwater untuk melindungi pelabuhan batubara.
Dan Rabu 23 Oktober lusa saya janji ke Nias. Dan bermalam di situ. Empat bupati di kepulauan Nias sudah bertekad mendiskusikan bersama bagaimana membangun Nias dengan lebih dulu mengatasi masalah listriknya.
Yang paling membuat saya gundah adalah ini: saya melihat dan merasakan betapa bergairahnya seluruh jajaran PLN saat ini untuk bekerja keras memperbaiki diri. Saya seperti ingat satu persatu wajah teman-teman PLN di seluruh Indonesia yang pernah saya datangi.
Dengan pikiran yang gundah seperti itulah saya berdiri. Mengurus pembatalan terbang ke Eropa. Menarik kembali bagasi, membatalkan boarding, mengusahakan stempel imigrasi dan meninggalkan bandara.
Hati saya malam itu sangat galau. Saya sudah terlanjur jatuh cinta setengah mati kepada orang yang dulu saya benci: PLN. Tapi belum lagi saya bisa merayakan bulan madunya saya harus meninggalkannya.
Inikah yang disebut kasih tak sampai?

Dahlan Iskan
CEO PLN
baca selengkapnya .....

telkomsel pengkhianat....

Telkomsel pengkhianat rakyat Indonesia....
Kenapa saya sebut pengkhianat?..ketika kita melakukan proses registrasi,kita mempercayakan data pribadi kita masuk ke dalam system Telkomsel,100% kita percaya bahwa data kita akan di pergunakan sebaik-baiknya oleh Telkomsel...

Tetapi apa lacur,ternyata data pribadi kita,dalam hal ini adalah 12 digit nomer yg kita peroleh,dengan mudah di jual telkomsel kepada penyedia jasa content provider,tidak mungkin penyedia jas CP memperoleh nomer kita dari tukang jamu ataupun tukang jualan siomay,by system mereka memperoleh data kita dari telkomsel,tidak mungkin telkomsel berlagak tidak tahu,walaupun by system,tentu cp tidak akan bsa seenaknya mengirimi kita spam yg sangat menggangu jika tidak memperoleh aprove dari telkomsel...

Setiap kali kita melakukan re-charge,pasti akan disertai notifikasi dari M-KIOS,dan yang tidak mau ketinggalan adalah spam yang masuk,entah dari lelang motor,bonus pulsa,seakan kita menjadi budak telkomsel..loe hanya berhak memakai nomer gw,selanjutnya terserah gw,mau gw kirimi sampah iklan juga terserah gw,gw operatornya...penjajah banget....!..darimana penyedia layanan CP mengetahui bahwa kita telah mengetahui re-charge?tentu saja dari telkomsel,walaupun toh by sistem,dan ketika minimum pulsa kita di bawah angka 1000perak,hampir di pastikan tidak akan ada sms sampah dari telkomsel..so...siapa pembocor data bahwa kita telah melakukan recharge?sekali lagi telkomsel pembocor data dan pengkhianat kepada konsumen...

Etika sopan santun juga tidak di miliki oleh telkomsel sama-sekali,main nyelonong aje,slonong boy kayak preman,main kirim sampah seenak udelnya,walaupun kita hanya memiliki hak pakai,tapi apakah kita tidak pernah di beri ranah privasi?..kasihan sekali pelanggan telkomsel jika hal ini memang menjadi policy dari manajemen telkomsel,setelah di perbudak dengan modal awal,...mengapa saya bilang modal awal,bagi pelanggan prabayar,ketika mereka melakukan recharge,mereka membeli sesuatu yang belum pernah mereka pergunakan sama sekali,kita memodali telkomsel tanpa pernah mendapat untung dari jasa kita...

Memberikan data pribadi kepada pihak ketiga tanpa konfirmasi kepada pemilik nomer yang bersangkutan adalah pengkhianatan yang luar biasa,terlepas baik atau buruk maksud dan tujuannya,pihak telkomsel dengan sewena-wena mengalihkan data pelanggan kepada pihak ketiga,dalam hal ini penyedia layanan CP....

dan yang terakhir,bisa tidak telkomsel yang ngakunya sebagai perusahaan milik anak negeri bersikap lebih sopan kepada bangsa sendiri?..tanya dahulu kepada pemilik nomer,apakah anda bersedia saya kirimi sampah?apakah anda bersedia jika nomer anda saya jual kepada pihak ketiga?..tidak mungkin telkomsel memberikan data pribadi kita secara cuma-cuma kepada penyedia layanan CP,telkomsel pasti  mendapat share profit,hanya bualan besar jika telkomsel mengaku tidak meraup keuntungan dari CP,dan nasib pelanggan telkomsel ternyata lebih tragis dan mengenaskan daripada pemilik account email gratis,walaupun gratis,pemilik account email di beri opsi untuk menolak spam email dan junk email..sedangkan pelanggan telkomsel,sudah mereka di kibuli dengan memberi modal awal via prabayar,data mereka di berilan pada pihak ketiga tanpa konfirmasi,di jadikan tempat sampah pula....

telkomsel,spam has detected....
baca selengkapnya .....

ADIRA FINANCE,nama gede,kinerja memble .....

judul ngawur?..ataukah penulisnya yang ngawur ?..bisa jadi benar semua atau salah semua,tergantung presepsi masing-masing dan cara pandang masing-masing,bentuk kepala boleh sama,tapi isi harus beda,kalau semua isi kepala sama,bloon namanya,sama sekali tidak menghargai sang Pencipta ....

sebenarnya ini adalah pengalaman pribadi saya,sudah lama sekali,tapi ketika saya membaca radar nganjuk hari ini,memory lama terulang kembali,dan kali ini  masalah yang coba saya angkat adalah tentang bagaimana puluhan nasabah tertipu oleh kasir Adira Finance cabang Nganjuk,dan kemudian Adira lepas tangan karena menganggap bahwa itu adalah tanggung jawab sang staff bernama Yuni,Yuni-lah yang harus bertanggung jawab atas hilangnya duit nasabah...

inti dari masalah ini sebenarnya adalah bagiamana puluhan nasabah Adira Finance tidak bisa mengambil BPKB motor mereka,padahal mereka sudah melakukan pelunasan melalui staff resmi Adira Finance Nganjuk bernama Yuni,dan anehnya lagi,Adira Finance Nganjuk menolak bertanggung jawab atas kejadian ini,Adira Finance Nganjuk berdalih bahwa ini adalah mutlak tanggungjawab Yuni,bukan mereka ( Adira Finance Nganjuk)...

tak perlulah bicara fakta hukum,bicara logika saja,jika Yuni hanyalah seorang  pedagang asongan di depan Adira Finance Nganjuk,apakah mungkin nasabah mau membayar pelunasan motor mereka kepada Yuni?..hanya orang goblok saja yang mau,dan karena Yuni adalah staff Adira Finance serta memakai seragam resmi Adira Finance Nganjuk,maka nasabah percaya,apalagi jika jabatan Yuni adalah seorang kasir,tidak ada alasan untuk tidak percaya bagi seorang nasabah kepada seorang Yuni...


terserahlah Adira Finance Nganjuk mau ngoceh apa,secara etika dan realita Yuni adalah pegawai Adira Finance Nganjuk,harusnya secara moral Adira Finance Nganjuk juga harus bertanggungjawab,kecuali jika Yuni adalah seorang budak,seorang jongos,seorang babu,dan Adira Finance adalah seorang penjajah,kita bisa memaklumi jika lepas tanggung jawab..lha ini adalah corporate besar bahkan sudah merger dengan danamon....

para nasabah membayar dengan datang ke kantor Adira Finance,bukan poskamling atau membayar ke tempat portitusi,yang mereka bayarkan juga uang resmi negara,bukan uang monopoli,uang yang mereka peroleh dari hasil kerja keras,bukan hasil dari korupsi seperti yang di lakukan para pejabat Nganjuk...toh ternyata para nasabah tetap saja di suruh dan di paksa membuat surat pernyataan bahwa mereka memberi uang kepada Yuni yang secara tidak langsung akhirnya mengarahkan permintaan tanggung jawab kepada yuni bukan ke Adira Finance...nah loh?

hey...hey..Yuni adalah pegawai Adira Finance bukan pelacur di Guyangan,Yuni adalah staff yang di pekerjakan Adira Finance Nganjuk,bukan gedibal penjajah,Yuni juga memakai seragam resmi dengan logo Adira di dadanya,bukan memakai bikin bertuliskan playboy,,,jika ada masalah seperti ini dan kemudian Adira Finance cuci tangan,woww..enak betul....jadi tidak salah jika saya analogikan bahwa Adira Finance = Penjajah ..Yuni = Budak ..... !

baca selengkapnya .....

akal-akalan gelang Power Balance

saya pernah membantah tentang klaim sebuah gelang yang katanya membikin bertambahnya sebuah produktivitas dalam sebuah pekerjaan..bahkan sang sales meyakinkan kalau dirinya lebih berenergi dan mempunyai energi lebih dalam bekerja ketika memakai gelang tersebut…

bahkan katanya gelang yang di maksud bisa meningkatkan daya keseimbangan,baik secara fisik maupun secara mental,bagus pula di pakai oleh para pekerja lapangan seperti saya dan para olahragwan,jika memakai gelang yang di maksud energi akan bertambah sebanyak 30% setelah 3 bulan sejak tanggal pemakaian..

itu terjadi 7 bulan silam ketika menghadiri sebuah presentasi tentang gelang Power Balance di sebuah ballroom hotel di kota malang,saya ini orangnya sangat konvensional dan selalu ingin tahu jabaran secara ilmiah serta akal sehat sebelum memutuskan membeli sesuatu hal,uang yang saya keluarkan harus sebanding dengan yang saya dapatkan,begitu kira-kira bahasa kasarnya…

dengan harga yang cukup mahal untuk ukuran sebuah gelang karet kalau menurut saya,450rb hanya mendapatkan sebuah gelang karet yang belum teruji secara ilmiah,bagaimana bisa sebuah gelang karet yang berbobot tidak lebih dari 50gram bisa meningkatkan energi dan meningkatkan keseimbangan?

hanya orang-orang yang terbodohi saja yang mau memakai dan membeli gelang Power Balance,itu yang terlintas di otak saya 7 bulan silam,hanya sekedar prestise,..parahnya hal ini di bumbui oleh promosi selebriti lewat layar kaca yang sering kali terlihat memakai gelang Power Balance,padahal jika di pikir secara otak waras,kandungan apa sih yang bisa membuat gelang itu emnajdi demikian sakti?..kalau di katakan gelang itu mengandung magic,tolol sekali yang beli,dan sungguh pandai sekali produsen gelang tsb hingga bisa memproduksi barang berkekuatan magis secara massal….

kalau toh akhirnya mereka menjadi lebih berenergi dan lebih kuat karena memakai gelang tolol itu,mungkin itu sugesti yang dia dapatkan,kekuatan sebuah sugesti tidak bisa di remehkan,siapapun orangnya ,mau pegawai mau artis mau gembel,jika sudah mendapat sugesti yang kuat,hasilnya sungguh di luar dugaan dan terkadang kekuatan serta hasil sugesti sungguh di luar biasa…

kalau power balance adalah gelang ajaib,gombal mukio…kalau gelang power balance gelang penambah energi,preettttt…itu hanya gelang biasa yang di kemas dan di beri warna dengan bagus,hanya kualitas warna catnya serta kualitas SDM orang yang berada di balik marketing power balance yang bagus,selebihnya gelang itu adalah gelang biasa,tak ubahnya gelang karet biasa yang biasa di jual di pasar seharga 5rb perak…

ternyata di inilah saya bisa mengambil sebuah hikmah,bagaimana kekuatan sebuah sugesti bisa di olah dan di ambil celahnya oleh para ahli marketing sehingga menghasilkan dollar yang banyak,harus di akui 4 jempol untuk para petinggi power balance yang telah berhasil menanamkan sugesti luar biasa terhadap barang yang sebetulnya sangat biasa-biasa saja…

dan lagi-lagi para pemakai gelang harus mengakui kebodohan mereka,setelah selama ini dengan bangga memakai gelang karet yang di cat dan di beri tulisan power balance,ternyata sebetulnya mereka bisa mendapat sugesti gelang tanpa perlu mengeluarkan uang sepeserpun,ternyata para pemakai gelang hanya korban mode,korban dari prestise adu gengsi,dan lagi-lagi mereka para pemakai gelang di permainkan oleh para ahli marketing yang luar biasa,dan ungkapan “orang bodoh di makan orang pandai” berlaku dalam kasus gelang power balance…! mari kita gunakan akal sehat !


keterangan dari situ resmi power balance,atas tindak kebohongan terhadap product gelang power balance
keterngan dari situ resmi poer balance,atas tindak kebohongan terhadap product gelang power balance

dan kira-kira terjemahan dari keterangan situs resmi power balance di atas adalah sperti ini menurut mbah google :
“Power Balance gelang”
Dalam periklanan kami, kami menyatakan bahwa Power Balance gelang meningkatkan kekuatan, keseimbangan dan fleksibilitas.
Kami mengakui bahwa tidak ada bukti ilmiah yang kredibel yang mendukung klaim kami dan oleh karena itu kita terlibat dalam perbuatan yang menyesatkan melanggar s52 dari Undang-Undang Praktek Perdagangan 1974.
Jika Anda merasa Anda telah disesatkan oleh promosi kami, kami ingin meminta maaf tanpa syarat dan menawarkan pengembalian dana penuh.
Untuk mendapatkan pengembalian dana silahkan kunjungi www.powerbalance.com.au website kami atau hubungi kami pulsa gratis di 1800 733 436

Penawaran ini akan tersedia sampai dengan 30 Juni 2011. Agar memenuhi syarat untuk pengembalian dana, bersama-sama dengan ongkos kirim kembali, Anda akan perlu kembali produk asli Power Balance bersama dengan bukti pembelian (termasuk catatan kartu kredit, barcode menyimpan dan penerimaan) dari penjual resmi di Australia.
Perhatikan korektif ini telah dibayar oleh Power Balance Australia Pty Ltd dan ditempatkan sesuai janji ke Persaingan Australia dan Konsumen Komisi yang diberikan di bawah bagian 87B Perdagangan Practices Act, 1974.”
baca selengkapnya .....

~new comments~

Make Your Own by widodo