"sip gan..izin mengamankan pertamax"
"nice artikel gan,izin sedot ya..."
bla..bla..bla....
dan masih lagi blogger cap beo lainnya,apa sih susahnya mencoba menelaah artikel sang narablog kemudian mencoba menuangkan isi otak kita dengan pendapat kita,kalau memang tidak menguasai artikel,lebih baik diam dan mengamati,membongkar lemari arsip kemudian pergi...
apakah sang narablog tidak marah jika kita mencoba berbeda pendapat?
ahh..ketakutan yang berlebihan jika kita merasa takut,dengan kapasitas narablog yang sudah berada di atas rata-rata saya kira kearifan sang narablog sudah tidak dapat di ragukan lagi...toh rata-rata di tagline blog walaupun terkadang di sembunyikan sudah berbunyi " mencoba berbagi"..jika memang kita tidak merasa sreg dengan isi artikel,atau memang ada di antara anda yang lebih menguasai pokok materi,tidak ada salahnya mencoba memberi tambahan,saya kira dengan tambahan materi yang bermutu sang narablog tidak akan merasa di gurui..semua masih sama-sama belajar....
tapi mereka kan sahabat saya,masak saya harus berbeda?..sungkan dong?
inilah penyakit yang amat sulit hilang,hanya karena mereka sahabat,hanya karena kita sudah berkenalan via dunia blogger tidak berarti kita harus menjadi blogger cap "beo",apa jika memang artikel mereka tidak sesuai kita harus mengiyakan saja?..kalau semua artikel walaupun ada kekeliruan di dalamnya anda tetap meng-amini..itu bukan sahabat,itu musuh dalam selimut,sama saja anda menjerumuskan sahabat anda sendiri ke kubangan kebo...
lah..mereka kan senior?
bukan berarti senior lalu anda harus mengikuti semua tulisannya dan semua pendapatnya,hanya orang oon yang mau mengikuti semua pendapat orang lain tanpa mempunyai pendirian..tidak lantas senior mereka menguasai segala hal,pasti ada bidang-bidang tertentu yang tidak menguasai,mereka tetap manusia biasa,bukan manusia super,sampaikan apa yang ingin kita sampaikan..mengenai teknis penyampaian pendapat terserah sampeyan masing-masing,semua mempunyai style tersendiri,bisa elegant,bisa langsung to the point tanpa basa-basi,atau dengan bahasa menyindir....
tapi kalau mereka tetap marah dengan adanya perbedaan yang saya sampaian bagaimana?
yo biarin aja kalau mereka marah dan mempertahankan argumen mereka,mungkin mereka mempunyai 3 pasal yang wajib di patuhi semua audience...
pasal 1 : senior tidak pernah salah...
pasal 2 : senior tidak boleh di salahkan...
pasal 3 :jika di kemudian hari terdapat kesalahan lagi,lihat kembali pasal 1 & 2...
EGP aja kalau mereka marah,toh tidak mungkin kita harus sama setiap hari dengan mereka,kita makan juga nggak ikut mereka,,ngapain juga pusing kalau mereka marah dengan kita?
coba lihat widget di samping yang berisi blogroll,pemilik blog di samping hampir semua saya kenal,walaupun tidak kenal secara langsung dan kenal secara dekat,tapi bukan berarti ketika blogroll mereka saya pasang di sini saya harus selalu sependapat dengan mereka,hampir setiap update mereka saya sambar,tapi bukan berarti setiap artikelnya harus saya tinggalin kentut..saya bukan blogger beo...
Mas Anas mentor yang baik,tapi saya juga sering bersilang pedapat dengan beliau,mas Joko pemilik diptara.com juga lugas dalam setiap artikelnya dan dapat di katakan satu aliran dengan saya,tapi juga bukan berarti setiap artikelnya harus saya amini,kalau saya nggak suka yo hantam saja.Mas Iskandaria bos kafegue.com juga seorang penulis,tapi juga sudah tak terhitung berapa kali saya harus berbeda pendapat,tapi semua masih dalam koridor diskusi,bukan menyerang secara personal dan mendiskreditkan profil...
bagi saya lebih baik menumpahkan uneg-uneg daripada saya harus menjadi blogger cap "beo",dan belum tentu juga semua pendapat saya harus di amini oleh narablog,mungkin juga ada beberapa yang kurang,ambil hikmahnya saja,ambil intisari nya saja,kemudian simpulkan dan pelajari...
Saya termasuk yang tak suka membeo itu. Kalau soal kritik mengkritik. Sama juga, saya tidak peduli apakah yang akan saya kritik blogernya saya kenal apa tidak, blogger master (senior) apa blogger newbie. Kalau opininya ternyata bertentangan dengan opini saya apalagi ngawur, ya akan tetap saya kritik. Tentunya dengan bahasa yang tidak membuat orangnya jadi merasa dipermalukan apalagi sampai sakit hati gara-gara kritikan saya.
Makanya, untuk kasus kritik-kritik tertentu yang berpotensi mempermalukan bloggernya, saya lebih baik mengkritiknya secara personal misal lewat pesan private (email) di alamat contact blognya.
Ngomong-ngomong, bicara alamat Contact, saya, kok hanya menemui halaman About aja di blog ini, tidak menemukan halaman Contact di header blog, Mas Widodo? Kenapa tidak dipasang? Takut saya bel untuk saya mintai sumbangan, ya? Ah, anggap saja ini juga contoh kritik dari saya. Ha...Ha...Ha....
mengapa mas Joko tidak menemukan halaman contact?..karena memang sengaja tidak saya pasang dengan berbagai pertimbangan...
tapi saran boleh juga,silahkan langsung menuju TKP...
matursuwun atas sarannya...
Khusus kasus kurang berani mengkritisi tulisan blogger senior, itu cukup sering saya temukan. Mungkin karena segan atau karena pengaruh sang senior, sudah bikin ciut nyali duluan..hahahaa.
Saya sendiri nggak peduli masalah senior atau bukan, berpengaruh atau tidak. Kalau saya merasa ada yang perlu dikritisi dari tulisan/postingnya, tetap akan saya kritisi.
Yang sedikit bikin saya kecewa, ada blogger tertentu (yang sudah banyak dipuji dan dianggap sebagai salah satu motivator blogging) ketika beberapa kali saya berkomentar agak kritis di blognya, ternyata responnya kurang memuaskan. Komentar-komentar kritis saya terkesan dicuekkan begitu saja. Sebaliknya, komentar-komentar asal lewat dan komentar-komentar singkat sebaris-dua baris langsung dibalas dan lebih diperhatikan untuk ia respon.
Wah, kesannya kok kurang berani atau malas berdebat kalo gitu. Kurang punya niat untuk menumbuhkan budaya berdiskusi di blognya. Kesannya cuma mau membudayakan ngerumpi atau ketawa-ketiwi ala situs jejaring sosial (kayak FB atau twitter).
Mas Is.. saya juga sering mengalami itu,yang terakhir kalau nggak salah dengan pemilik blog motivator dan blog jualan domain,mas-hengky.com ...
ada sedikit kritikan yang saya sampaikan berkaitan dengan artikelnya,walah,responnya bagus sekali mas...
saya malah di bilang "dancuk" segala..ha..ha..ha...
tapi hal seperti itu bukan hal aneh juga,karena dia merasa sudah senior,atau mengkin karena bahasa saya yang kurang bagus,sehingga tidak di mengerti oleh empunya blog...
Entah saya masuk dalam golongan cap beo atau bukan, kalaupun ada yang melabeli saya sebagai blogger cap beo ya akan saya terima, karena orang yang memberi label biasanya sudah punya kriteria khusus dan syarat-sayarat tertentu bagi orang yang akan dimasukkan dalam kategori tersebut. Saya tidak bisa menolak seandainya di cap sebagai blogger cap beo, kan itu penilaian orang lain dan mungkin baru sebatas itu kemampuan saya sebagai seorang blogger. Mosok saya harus memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang belum saya mampu?.
Namaun sebagai orang yang masih belajar, tentunya harus sebisa mungkin melakukan yang terbaik, kritik itu biasa sebagai wujud kepedulian orang lain dan wujud ketidak sempurnaan kita. Kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk selalu sama dalam satu penafsiran dan satu sudut pandang.
Apapun label saya, yang penting jalani semua dengan hati, toh ngeblog bukan cuma sebatas label, terkadang kita juga "harus egois", bagaimana kita juga hrs berinterkasi dan mencari sahabat sebanyak mungkin dan bukan mencari musuh dan menanmkan kebencian. :)
*Salam kenal Mas Widodo, saya suka postingan jenengan... :)
mohon maaf & terimakasih.
Sukadi..kalau menyamakan presepsi orang dengan presepsi kita,spertinya tak mungkin terjadi mas,isi otak dan kacamata untuk melihat suatu masalah sudah berbeda,saya pakai kacamata pinggir jalan,sampeyan beli di optik ternama,walau sama-sama plus,tapi karena cara memperolehnya dan kualitasnya yang berbeda,result juga akan berbeda mas..kira-kira seperti itu analoginya mas..
egois harus mas,tapi dalam batas saja,tidak perlu over,saya juga egois dalam mempertahankan argumen saya,tapi saya tidak bisa memaksa mereka harus ikut saya,minimal saya sudah menyampaikan pandangan saya..dan akhirnya semua perbedaan menjadi referensi unutk lebih baik ke depannya...
salam kenal kembali mas,matursuwun mau mampir...
setiap tulisan yang diposting harus siap dengan resiko dipuji atau dicaci, tidak perduli blogger senior atau baru memulai ngeblog.
Menurut saya sih, tidak ada bedanya, semua blogger sama. Siap dikritik dan mengkritik (ops, yang membangun tentunya), kalau tidak siap dikritik, jangan ngeblog, habis perkara :D